Chereads / Duda Tampan : Mengejar Istri yang Kabur / Chapter 5 - Bab 5 - Mengasuh

Chapter 5 - Bab 5 - Mengasuh

Lin Xiao Yi  bingung bagaimana caranya membujuk seorang anak kecil karena memang tidak ada pengalaman sedikitpun. Ia hanya memijat pelipisnya ketika gadis kecil itu tak mau pulang dan semakin erat memeluk kakinya hingga tidak bisa digerakkan.

"Sebaiknya kau pulang terlebih dahulu. Biarkan nanti aku yang mengantarnya pulang," tukas Lin Xiao Yi pada pengasuh itu karena merasa kasihan. Tidak tega melihatnya yang tampak kelelahan.

"Tapi …." Ling Zhi ragu, tak mungkin membiarkan anak asuhnya pada orang lain. Jika sampai gadis kecil itu menghilang. Sudah dipastikan mungkin nyawa akan menjadi taruhannya.

"Kau tidak perlu khawatir, aku sudah lama tinggal di sini. Jika kau takut aku menipu nanti kau bisa mengunjungiku di rumah itu," ujar Lin Xiao sembari menunjuk rumah berlantai dua yang ukurannya tidak terlalu besar. Warna dindingnya hijau muda sehingga terlihat sangat cerah. Itu adalah rumah yang ditempatinya bersama Fang Yin.

"Baiklah." Akhirnya Ling Zhi setuju karena ingin minum terlebih dahulu. Terlalu banyak berlari membuat tenggorokannya terasa kering.

Lin Xiao Yi memutar tubuhnya menghadap gadis kecil itu. Lalu berjongkok di depannya. Keadaan canggung karena Lin Xiao Yi tidak terbiasa dengan anak-anak. Namun gadis kecil itu terlihat sangat menggemaskan.

"Siapa namamu, gadis kecil?" tanya Lin Xiao Yi yang akhirnya membuka suara meski suaranya sedikit tergagap.

"Mei-Yin," sahutnya singkat. Kedua kelopak matanya mengerjap, memperlihatkan kedua bola matanya yang sejernih air.

"Ayo kita pergi jalan-jalan sebentar," ajak Lin Xiao Yi sebagai pancingan agar gadis kecil itu menolak dan memilih untuk pulang ke rumahnya.

Namun Lin Xiao Yi ternyata salah besar. Gadis kecil berusia 4 tahun itu justru menganggukan kepalanya dengan sangat bersemangat.

Tubuh Lin Xiao Yi seketika langsung terasa lemas dan tidak bisa berbuat apa-apa. Dengan sangat terpaksa Lin Xiao Yi menepati janjinya untuk berjalan mengelilingi kompleks perumahan.

Mereka saling bergandengan tangan karena tangan Mei-Yin tidak membiarkan tangannya terlepas dari Lin Xiao Yi.

"Dimana orang tuamu?" tanya Lin Xiao Yi yang merasa penasaran. Seorang gadis kecil seumurannya seharusnya masih dalam pengawasan ibunya meski memiliki pengasuh.

"Ayahku berada di luar kota dan ibuku sudah tidak ada," sahut Mei-Yin dengan logat khas anak-anak seusianya yang belum terlalu fasih dalam berbicara.

Lin Xiao Yi hanya menganggukkan kepalanya tanpa bertanya lebih banyak lagi karena itu bukanlah urusannya. Meskipun ada sedikit rasa penasaran dengan keberadaan ibunya.

Mereka menikmati pemandangan sore hari dalam keadaan diam. Tidak ada yang membuka suara lagi setelah satu pertanyaan itu. Lin Xiao Yi juga bingung harus mengobrol dengan anak kecil seperti Mei-Yin.

Setelah setengah jam berkeliling kini matahari sudah hampir menenggelamkan dirinya di ufuk barat. Kini tinggal sisa-sisa cahaya berwarna jingga keemasan.

Mereka kini sudah sampai di depan sebuah pintu gerbang yang menjulang tinggi. Gerbang yang terbuat dari besi yang begitu kokoh.

"Mei-Yin, masuklah ke dalam rumah. Tidak baik seorang anak kecil berada di luar," bujuk Lin Xiao Yi untuk yang kesekian kalinya hingga dia pasrah dan ingin menyerah.

Gadis kecil itu tetap menggelengkan kepalanya sambil menengadahkan wajahnya memandang Lin Xiao Yi. Mengerjapkan matanya berulang kali.

'Ughh, bagaimana caranya agar aku terlepas dari anak ini?' batin Lin Xiao Yi sembari mengusap gusar wajah hingga kepalanya.

Akhirnya Lin Xiao Yi memutuskan untuk menekan bel yang berada di samping gerbang. Berharap orang tuanya sudah pulang sehingga dirinya akan terbebas.

Tidak lama kemudian gerbang dibuka dengan lebar. Seorang pria bertubuh tegap yang memiliki wajah sangar keluar dengan tatapan tajam langsung tertuju pada Lin Xiao Yi.

"Nona Kecil," ujar penjaga itu dengan mata terbelalak. Namun segera membungkuk sebagai bentuk penghormatan kepada putri bosnya.

"Kenapa nona kecil bisa bersamamu?" tuduhnya dengan tatapan mengintimidasi ke arah Lin Xiao Yi.

"Tidak usah menatapku seperti itu. Aku datang kemari hanya mengantarnya bukan untuk membuat masalah," gerutu Lin Xiao Yi yang tidak suka dengan tatapan pria itu.

"Mei-Yin, masuklah karena bibi ada urusan," ujar Lin Xiao Yi berbohong. Setidaknya jika demi kebaikan itu tidak masalah.

Mei-Yin justru memegang pergelangan tangan Lin Xiao Yi semakin erat.

"Tuan, bisakah panggilkan Ling Zhi? Aku tidak bisa di sini terlalu lama karena ada urusan," tukas Lin Xiao Yi yang dudsh mulai kehabisan kesabarannya.

Panjaga itu menganggukan kepalanya hingga tidak lama kemudian pria itu kembali ke depan bersama Ling Zhi.

"Terima kasih sudah menjaga Nona Mei-Yin. Kalau boleh tahu siapa namamu?" tanya Ling Zhi sembari mengulurkan tangan untuk memegang tangan Mei-Yin.

"Panggil saja aku Lin Xiao Yi. Sebaiknya sekarang aku pergi karena ada urusan penting."

Lin Xiao Yi lantas buru-buru pergi tanpa berpamitan dengan Mei-Yin karena takut jika gadis kecil itu berubah pikiran.

Mei-Yin terus mengamati punggung Lin Xiao Yi dengan wajah muram. Setelah beberapa kali membujuk, barulah Mei-Yin mau diajak masuk ke dalam rumah besar itu.