Chereads / Stuck With You: EUPHORIA / Chapter 24 - 24. Forced

Chapter 24 - 24. Forced

Dua hari sebelum ulang tahun...

Hari itu Rose tengah berjalan ke arah super market untuk membeli beberapa peralatan yang harus dia beli saat itu juga. Dia masuk ke dalam super market bertanya pada sang penjaga dimana dia harus menuju ke tempat snake dan ciki-ciki lainnya?

Setelah mencari lebih lama akhirnya dia menemukan salah satu chip yang dia sukai. Dia sangat sulit sekali mencari chip ini berhari hari, meski hanya berhasil menyelamatkan lima bungkusan besar disini dia merasa sangat bahagia sekali, setidak nya dia telah menyimpan ciki nya selama dua bulan.

Rose Sedikit bahagia saat ini, dia sumringah dan setelah berhasil mendapatkan jajanan ciki nya dia merasa sangat bahagia sekali saat ini. Rose menggunakan dress berwarna pink, itu adalah gaya yang baru saja dia mempelajari akan hal ini, dimana semua orang termasuk para teman teman kita yang ada di kampus jadi akan menyukai penampilan kita bila kita menggunakan pakaian yang seperti ini. Dia segera berjalan ke arah yang dia inginkan, setelah sekian lama tidak pernah menggunakan sepeda motor dia akhirnya berani menggunakan nya kembali.

Ya meski dia harus sangat lambat sekali menggunakan nya dia rasa dia cukup berbakat dan kompeten akan hal ini. Dia dudkm dengan tenang dan berusaha untuk tidak kaku.

"Ingat Rose... Ini belum satu tahun cicilan jangan sampai jatoh." Ucap Rose dalam hatinya.

Mau tidak mau dia harus melakukan sesuatu yang sesuai dengan keberadaan nya saat ini, menghemat uang dan begitu berhati hati sekali dengan menggunakan semua barang yang telah dia beli dengan menggunakan uang nya.

Rose yang ada disana memperhatikan rambu-rambu lalu lintas dengan sangat baik sekali. Entahlah apa yang terjadi dengan nya saat ini, dia sangat senang sekali menjalani nya.

Bip! Bip!

Suara klakson mobil meneriaki nya, membuat Rose harus menepikan sepeda motornya. Dan saat dia melihat dari belakang rupanya itu adalah mobil nya Jerome.

Astaga anak itu... Ini sudah yang kedua kalinya dia menatap Jerome yang berusaha menerobos rumah nya itu. Tapi dengan sangat bijaksana nya Rose berganti arah dia memilih jalan ke suatu rumah teman nya yang sangat jauh sekali.

Dia bahkan munhkkn akan melupakan kemana jalan pulang nya nanti.

"Hm... Kemana lagi gadis itu? Kenapa dia selalu saja menjauhi ku? Apa karena aku bau?" Tanya Jerome yang masih tidak paham akan hal ini.

Hingga akhirnya dia sadar akan sesuatu yang membuatnya jadi merasa sangat lega sekali. Teman nya Bara yang ada disebelah nya jadi ikut ikutan deg deg an. Dia bahkan memberikan kata kata motivasi sekaligus kata kata yang berhubungan dengan jatuh cinta dan bagaimana kita bisa mempraktekan nya dengan sangat mudah sekali.

"Dia selalu saja mengikuti ku dasar pria cabul!" Ketus Rose yang sangat kesal sekali dengan pria ini. Bisa bisanya dia selalu saja diikuti dia merasa sangat terancam sekali. Dan... Haruskah dia menatap semuanya dari atas?

Rose yang ada disana hanya berusaha untuk mengalihkan semua pikiran buruk nya itu bagaikan pun juga pasti ada maksud tertentu dibalik senyuman mematikan nya Jerome itu.

Tak lama dari situ saat dia sedang kejebak macet dan seperti motor Jeep nya itu sudah lenyap dan tertimbun dengan banyak nya mobil mobil disana dan sana.

Rose akhirnya tiba di salah satu motel dia akan menginap di tempat ini untuk beberapa saat. Meski dia agak sedikit trauma sekali dengan motel. Ada banyak sekali teka teki dalam kehidupan nya yang belum dia selesaikan. Bagaimana dia hidup? Apa yang harus dia lakukan? Kenapa semua orang mengkhawatirkan nya?

Kenapa ibu dan ayah nya kembali? Apa karena mereka bangkrut?

Seolah olah dia berada di salah satu dunia baru dimana dia ditakdirkan untuk menjadi seorang putri yang sangat dipedulikan.

Rose berpikir sejenak apa yang harus dia lakukan saat ini? Setelah terdiam selama beberapa menit, akhirnya dia membuka tas gitar nya. Berpikir sejenak, haruskah dia mulai membuat lagu lagi?

Ada banyak sekali waktu yang bisa dia sempatkan saat ini, apa yang terjadi dengan nya saat ini? Dia merasa agak sedih dan sangat galau.

"Ah, benar. Perasaan seperti ini selalu saja muncul. Aish... Apa aku selalu ditakdirkan untuk sedih?" Ketus Rose dengan merasa sangat lelah sekali akan hal ini.

Drt. Drtt. Drtt..

Tiba tiba saja seseorang menelpon nya saat dia sedang memetik gawai gitarnya. Rose mengerutkan kening nya, jari nya yang kurus dan panjang itu segera menggeser tombol nya.

Suara seseorang yang sangat berat sekali. Dia tidak terlalu yakin akan hal ini, rasanya dia ingin menutup panggilan ini. Jantung nya terlalu berdetak dengan sangat kencang sekali.

"Halo. Selamat Pagi. Akhirnya anda mengangkat panggilan ini. Perkenalkan, nama saya Producer Ted. Dari agensi yang pasti nya sudah anda tahu sendiri. Agensi XY menawari sebuah kontrak terkait dengan bakat yang anda miliki." Ucap seseorang bernama Ted.

Rose merasa agak bingung dengan semua hal ini, apa yang terjadi dengan nya hingga ditelepon seseorang?

"Pagi. Ya benar, aku menerima kontrak itu, tapi belum ku tanda tangani." Jawab Rose dengan merasa sedikit bingung menjawab nya.

"Hm... Sudah tiga hari, tapi kamu belum menandatangi dan bahkan kamu belum membuka nya. Ada apa? Apa kamu tidak percaya?" Tanya PD Ted.

"Tentu saja. Dan... Aku harus berbicara dengan dosen ku, aku tidak bisa memutuskan nya dengan cepat. Jadi harap bersabar." Jawab Rose lagi.

Kemudian PD Ted yang ada disana meng-iyakan ucapan nya Ros. Dia akan memaklumi nya saat ini.

"Kami akan langsung mendebut kan kamu, karena usia mu juga. Tahun ini berapa usia mu?" Tanya PD. Ted.

"Dua puluh dua tahun." Jawab Rose.

"Usia yang sempurna. Jika kau telah memutuskan nya, hubungi aku dengan nomor ini. Ini nomor pribadi ku, dan jika kau tidak yakin... Datangi aku besok di Agensi XY. Sepertinya kau tau alamat nya sendiri."

Rose menutup panggilan itu. Dia menatap gitar nya, seharusnya dia senang saat ini. Tapi kenapa dia jadi sangat sedih sekali? Ini waktunya dia terbang, kenapa dia hanya diam saja ditempat tidur ini?

"Apa yang harus kulakukan?" Tanya Rose pada dirinya sendiri.

Dia agak gengsi untuk menelepon Dosen Jay dan setelah lima menit berpikir, dia telah memutuskan nya.

"Halo, ada apa kamu menelpon saya?" Tanya Dosen Jay.

"Aku baru saja menerima panggilan dari PD. Ted. Apa yang harus kulakukan saat ini?" Tanya Rose dengan begitu terpaksa nya.

"Kirimkan aku alamat mu, akan sangat berbahaya membicarakan kontrak disini. Ada banyak anak di depan ruangan ku saat ini. Kirimkan tempat mu saat ini." Ucap Dosen Jay.