Aku tersenyum lebar pada mata kuning yang merona di terangnya birunya rembulan dengan tetesan darah yang mengalir di wajahku bagaikan rintik hujan merah.
"Hera!" teriak Frey dari balik undakan.
Dia berlari ke arahku dan salah satu dari mereka dengan pintarnya menyelinap dari balik Frey untuk menerobos masuk menyerangku.
Ayunan hitam dengan serpihan biru dan hijau berputar layaknya campuran kain sutra 4 warna dalam balutan tombak hitam.
Jleb!
Runcing tombak membelah dada pria yang mengekor di belakang Frey dan seketika lenyap di depan mata Frey.
"Aku yakin dia akan sadar akan kebenaran yang telah aku katakan padanya.
"Hentikan!" teriak Frey dengan kencang.
Dia memelukku erat.
"Jangan sakiti dia lagi! Cukup!"
"Tapi Nona dia adalah pelaku utama di sini!" tukas salah satu ninja.
"Dia adalah satu satunya yangku punya selain putriku saat ini, tolong jangan sakiti dia! Jika tidak bunuhlah aku bersamanya!"
