Panas! Tubuhku mulai panas dan terus bertambah seiring waktu. Timoti mulai tersadar, namun dia tidak berani membuka matanya. Pilihan yang bagus.
Suara gemerincing rantai lirih tak sengaja memekakan telinga. Sebuah bayangan samar bersembunyi di belakang kami. Ini bukan kebetulan.
"Hera, sepertinya ada makhluk lain yang mengikuti kita," ucap Lavanya.
Aku tidak dapat menjawab Lavanya karena aku belum mempelajari bagaimana cara menyelaraskan diriku dengan mereka.
"Lihat itu, sepertinya mereka manusia," bisik seseorang.
"Apa kita akan menyelamatkannya?" tanya seorang wanita.
Kemudian suara itu menghilang.
Tidak salah lagi mereka adalah manusia.
"Apa kau lapar?"
"Namaku Hina."
"Kubis, aku sangat membenci kubis."
Suara percakapan yang aneh ini membuatku merinding. Tak satu pun dari pertanyaan mereka terjawab, mereka saling berbicara namun tanpa maksud dan tujuan yang jelas.
Sesuatu menarik kami hingga tubuh kami tergantung. Aku mencoba mengintip tapi....
