Chereads / Voice Of Ursulla / Chapter 3 - Kerajaan Cheon

Chapter 3 - Kerajaan Cheon

Ursulla merasakan tubuhnya terayun-ayun. Kepalanya pusing bukan main. Dan ketika dirinya sadar sepenuhnya, ia langsung berjingkat. Meronta-ronta saat dirinya dipanggul bagai karung beras oleh seorang pria berbadan tegap.

"Lepaskan! Lepaskan!"

Panglima Hito menghiraukan. Ia terus berjalan lurus dengan pandangan ke depan. Pukulan wanita yang ia panggul sama sekali tak ber-efek.

Ursulla lantas tercengang ketika melihat sebuah bangunan mewah nan megah. Di atapnya terdapat patung naga raksasa berwarna emas. Ini seperti sebuah istana yang sering ia lihat di film kolosal. Bahkan jauh lebih indah dan luas dari penggambaran yang dilihatnya dalam drama.

Ursulla merasakan kecemasan luar biasa saat dilihatnya beberapa pria berpakaian prajurit berdiri tegap memegang tombak berjaga di sudut-sudut gerbang. Apakah yang sempat ia pikirkan benar adanya?

Ursulla tersentak saat tiba-tiba dirinya dilemparkan ke dalam sebuah ruangan. Ruangan ini mirip sekali dengan ruangan interogasi yang dilihatnya dalam drama. Dan benar saja, ini memang ruang interogasi.

Ursulla seketika beringsut waspada kala beberapa prajurit masuk, di depannya berjalan seorang pria dengan langkah tegap nan angkuh menggunakan jubah Kebesaran berwarna biru. Itu adalah pria penunggang kuda yang dipanggil oleh mereka sebagai Yang Mulia.

Ursulla sempat terpana akan wajah pria itu. Tapi aura yang dipancarkan lelaki di depannya membuat suasana di ruangan ini begitu menyesakkan.

"Kau, kenapa bisa berada di hutan terlarang?" Tanya panglima Hito. Pandangan Ursulla lantas beralih ke arahnya.

"A.... aku tidak tahu."

"Jawab dengan benar!" Perintah panglima Hito yang seketika mengayunkan pedang tepat ke lehernya.

Ursulla menelan ludah takut. Dia benar-benar tidak tahu mengapa tiba-tiba berada disana.

"Lebih baik katakan sejujurnya jika tidak ingin pedang itu menggorok leher mu!" Ancam Raja Reijin. Nada suaranya rendah, raut wajah pria itu bahkan sama sekali tak berekspresi. Tetapi tatapannya terasa menusuk. Hingga Ursulla merasa akan mati olehnya.

"Aku benar-benar tak tahu." Ursulla merasa frustasi. Dirinya bingung bukan main, "Saat itu aku menyanyi di pesta perayaan ulang tahun kota Hanyang lalu terjadi keributan dan tiba-tiba saja aku berada di hutan itu."

Raja Reijin mengerutkan kening. Begitupun semua orang yang ada di sana.

"Pesta perayaan? Kota Hanyang?" Panglima Hito membeo, "Kalau maksud mu adalah festival Hanyang? Dua hari lagi festival itu baru diadakan."

"Dan tidak ada kota Hanyang." Imbuh Raja Reijin membuat Ursulla segera mendongak lalu berdiri. Mempertanyakan apa yang ada di benaknya.

"Tunggu! Dimana ini tuan?"

"Jangan pura-pura tak tahu. Tentu saja kau berada di istana Cheon." Panglima Hito tampak tidak sabar. Wanita ini begitu berbelit-belit dan terlihat mencurigakan, "Yang Mulia mungkin dia adalah mata-mata selatan."

Ursulla menggeleng, "A... Aku bukan mata-mata." Ursulla hendak mendekati Raja Reijin, menjelaskan bahwa dia bukan orang jahat maupun mata-mata. Namun aksinya itu segera di hadang panglima Hito.

"Lancang sekali kau berani menyentuh Raja Reijin."

Ursulla kembali tersentak. Manik gelapnya memandang pria tampan yang sedari tadi diam namun ia tahu_bahwa pria itu diam untuk memerintahkan anak buahnya bicara mewakili dirinya. Dan apa yang dikatakan panglima itu tadi, bahwa namanya adalah Raja Reijin?

Ia sepertinya pernah mendengar nama itu sebelumnya. Lalu kerajaan Cheon, itu adalah nama salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah negaranya.

"A... Apakah ini tahun 2020?" Tanya Ursulla seperti orang bodoh.

Panglima Hito mendengkus, "2020 tentunya dunia ini sudah kiamat, nona."

Wajah Ursulla seketika memucat, "A... aku berasal dari tahun 2020."

Pengakuan Ursulla membuat semua orang terkejut. 2020? Dasar pembohong?

Lewat ekor matanya, Raja Reijin mengintruksi panglima Hito untuk membuat gadis ini bicara sejujurnya. Dia benar-benar tidak suka omong kosong.

Ursulla gemetar saat sebilah pedang kembali berada di lehernya. Kali ini sudah menyentuh kulitnya. Membuat goresan kecil nan perih.

"A.. Aku tidak bohong. Aku benar-benar berasal dari masa depan."

Hening sejenak. Raja Reijin dan panglima Hito terdiam. Menelisik wanita itu seksama. Benar. Wanita ini memang memiliki penampilan tak biasa dari orang-orang di sini. Mereka serasa sadar akan hal aneh pada sosok perempuan itu.

"Aku benar-benar berasal dari masa depan." Jelas Ursulla saat merasa orang-orang itu tampak sedang mencerna pernyataannya.

"Li... Lihat!" Ursulla maju mendekati raja Reijin, memperlihatkan pergelangan tangannya yang terpasang benda berwarna emas melingkar, "I... Ini adalah jam. Benda dari masa depan." Jeda sejenak kepanikan Ursulla perlahan memudar. Dia harus membuat orang-orang ini percaya padanya jika ingin lepas dari maut.

Raja Reijin memperhatikan benda aneh di tangan Ursulla.

"Ini digunakan sebagai penunjuk waktu." Ursulla melepas jam tangannya kemudian memberikannya pada Raja Reijin. "Sekarang waktu menunjukkan jam 10 pagi. Lihat ini bahkan bisa menunjukkan arah mata angin."

Ursulla semakin mendekat. Menjelaskan kegunaan benda dari masa depan itu kepada Raja Reijin secara detail. Bahkan ia tak sadar bahwa posisinya begitu dekat.

Raja Reijin menunduk memerhatikan penjelasan Ursulla. Lalu tatapannya bergulir pada wajah gadis asing di depannya.

Wajah itu tertutup debu tampak kotor dan kumut. Tetapi jika diperhatikan seksama, ada pesona di wajahnya.

Raja Reijin mengerjap. Spontan mundur dan memalingkan wajah kala baru menyadari bahwa pakaian gadis itu begitu terbuka.

Baju tanpa lengan dan ada beberapa sobekan disana. Lalu rok gadis ini begitu minim. Hanya di bawah lutut memperlihatkan kakinya. (Pakaian macam apa ini? Tak senonoh.) Bahkan pelacur di sini memakai rok panjang.

"Panglima berikan pakaian untuknya!"

Ursulla hanya terbengong tak mengerti kenapa mereka melihatnya dengan pandangan seperti itu.

"Sementara, rahasiakan hal ini! Jangan beritahu siapa-siapa meski ibu suri sekalipun!" Perintah raja Reijin, "Bawa dia ke area teratai."

Panglima Hito mengangguk. Lalu ketika Raja Reijin meninggalkan tempat itu. Barulah panglima Hito membawa Ursulla ke area yang dimaksud.

Ursulla hanya bisa menghela nafas lega. Sepertinya mereka sudah mempercayai apa yang ia katakan.

****

Area Teratai adalah kediaman para tamu. Ursulla tercengang melihat bangunan-bungunan indah yang berjejer rapi dihiasi gasebo dan kolam teratai.

Seorang pelayan istana datang membawa beberapa pakaian untuknya.

"Halo nona, perkenalkan saya dayang Han. Raja Reijin meminta hamba mengurus keperluan anda."

Ursulla mengernyit. Perempuan di depannya ini tampak jauh lebih tua darinya tetapi kenapa cara bicaranya begitu sopan dan santun padanya? Membuat Ursulla merasa sungkan saja.

"Terimakasih, jangan terlalu bersikap formal padaku panggil saja aku Ursulla."

Dayang Han tersenyum dan menggeleng, "Maaf nona, hamba hanyalah pelayan dan hamba ditugaskan Raja untuk melayani tamu dengan baik." Ia menyerahkan pakaian itu, "Silahkan bersihkan diri anda dulu. Sore nanti Raja Reijin menyuruh anda ke istananya."

Ursulla mengangguk. Kemudian meraih pakaian itu lantas berjalan ke bak mandi yang sudah tersedia di kamarnya.

Apa lagi yang akan terjadi? Akankah dia diinterogasi lagi seperti tadi?

****

"Nona cantik sekali." Puji dayang Han begitu melihat penampilan Ursulla yang telah membersihkan diri dan memakai pakaian khas dinasty Cheon.

"Terimakasih, dayang Han."

Dayang Han kemudian meletakkan lengser yang berisi makanan dan minuman ke atas meja. "Silahkan makan dulu nona, setelah ini akan saya antar ke kediaman Yang Mulia."

Ursulla mengangguk dan segera meraih makanan itu. Dia benar-benar lapar. Dan juga, ia harus mengisi energinya untuk menghadapi situasi tak terduga selanjutnya. Dia juga harus mencari cara untuk kembali ke zamannya.

****

Kediaman Raja Reijin

Didampingi dayang Han, Ursulla menuju tempat Raja Reijin. Di depan pintu sudah ada prajurit istana yang berjaga dan memberi aba-aba agar Ursulla masuk.

Dalam kediaman Raja, sudah tampak beberapa prajurit dan juga panglima Hito orang kepercayaan Raja. Hanya merekalah yang tahu akan keberadaan Ursulla, tujuan mereka di sana guna menggali lebih dalam tentang perempuan dari tahun 2020 itu.

Di dalam sana Ursulla dicerca banyak pertanyaan. Setelah beberapa waktu kemudian, ia keluar dari kediaman Raja, di dampingi pelayan Han dengan wajah kesal.

"Menyebalkan." Ursulla mendecih.

Dayang Han yang berjalan mengikuti Ursulla hanya diam memperhatikan kekesalan Ursulla.

"Dayang Han, apa Raja mu memang seperti itu ya? Tidak ramah sekali."

Dayang Han hanya tersenyum.

"Hmm,, saat pertama kali bertemu Raja aku akui dia sangatlah tampan, terlihat menarik. Namun tadi sikapnya sangat tidak bersahabat, aku mencoba bertanya dia hanya jawab singkat, aku bercerita panjang lebar dia hanya diam wajahnya datar tak berekspresi."

Dayang Han tertawa mendengar gerutuan Ursulla, lalu menatap maklum, "Mungkin anda belum tahu nona kalau Yang Mulia Reijin memang begitu, beliau menderita penyakit aneh."

Spontan Ursulla menghentikan langkah, "Penyakit apa?"

"Hampir sepanjang malam ia sulit tidur serta tak pernah tertawa bahkan tersenyum."

***